15 September 2006

AKU DAN HIDUPKU

Aku, dan semua yang aku punya
betapa lemahnya menghadapi realita.
Selain ketidakabadian yang menyertai,
pun ketidakmampuan yang membayangi.

Apa hanya bisa berlari, setiap bertatap muka dengan jawaban hidup?
Apa hanya bisa meringkuk dan meratap, setiap terjatuh dalam langkah yang tak sigap?
Lalu kemana harus bersembunyi?

Aku hanyalah seseorang yang bertubuh dan berjiwa,
memiliki perasaan dan logika
yang senantiasa bergejolak saling menghabisi, saling menutupi.
Aku juga seseorang yang punya hasrat
untuk mencinta dan dicinta.
Tak apa jika sedikit saja aku menerima cinta,
tapi kemana aku harus memberi bongkahan besar cinta ku?

Aku, dan semua yang aku punya
betapa lemahnya melawan realita.
Selaraskan ketidakabadian, pelajari ketidakmampuan.

Apa hanya bisa diam terpaku,
menatap segala perubahan dan perbedaan yang menusuk?
Apa hanya bisa berharap, tanpa jalan dan tujuan?
Lalu bagaimana harus bersikap?

29 March 2006

KELAM

Karena mata yang tidak memandang memperhatikan,
aku sekedar sebutir pasir dipantai yang luas …

Karena memandang bukan berarti berakata,
aku sekedar makhluk yang selalu berharap dan menduga …

Karena berkata hanya melantunkan bahasa,
aku sekedar manusia yang mendengar dan berbicara …

Karena bahasa tak selalu cerminan hati,
aku sekedar jiwa yang meminta raga -
aku sekedar raga yang meminta akal -
dan aku sekedar akal yang meminta hati …

Aku adalah pejuang asmara !
Menyalakan api lilin cinta untuk menemani aku dalam gelap kesendirian,
mencari waktu terbaik untuk membagi cahaya dan hangatnya kepada mu,
atau justru memadamkannya dan kembali dalam gelap nan sepi …

Sekedar berharap menentukan tujuan.
Kau kah yang menjadi tujuan itu ?
Kau kah yang akan menemani setiap hela napas hidup ku ?
atau hanya sebuah alasan untuk aku rindukan …

Mungkin harus aku jelaskan pada mu,
tapi mungkin hanya akan ku nikmati sendiri,
atau justru aku akhiri …

24 February 2006

SEJUTA KABUT

Sejuta kabut turun perlahan
merayap di jemari jalanan
meratap melolong lalu menjauh
menggoreskan kesan ngeri di hati

Sejuta kabut turun semalam
mengetuk-etuk jendela kamarku
meratap melolong lalu menjauh
menggaungkan kesan suram padaku

lalu kusibak tirai hatiku
kubuka lebar-lebar pintu jiwaku
kuterjuni kabut yang hitam itu
berbekal matahari yang menyala...
yang membara...